November 29, 2016

47 / 52

Drizzle Intertwined Train station 1. Panas tapi gerimis.
2. Intertwined.
3. Di Stasiun Gambir.

Wah, udah minggu 47! Eh, malah minggu kemarin sih harusnya yang ke-47, ini telat upload aja. Ehe. Jadi minggu kemarin mah biasa aja. Saya selalu suka cuaca di akhir tahun. Cenderung nggak ketebak sih. Kadang mendung seharian, adem jadi nggak terlalu keringetan. Kadang cerah banget sampai udah hampir Maghrib juga masih ada sinar mataharinya. Paling enak kalo lagi cerah gitu duduk di teras sambil ngeliatin orang lewat, ngeliatin langit, ngeliatin si kucing yang malah tidur pas diajak main keluar...

Terus dari Jumat ke Minggu jalan-jalan ke Dieng. Wehehehe. Selengkapnya di postingan berikutnya ya. Ehehehe.

November 21, 2016

Review 'Fantastic Beasts and Where to Find Them'

Walaupun tahun 2016 lumayan menyebalkan, tapi satu hal yang bikin saya seneng adalah kembalinya dua series film yang dicintai sejuta umat dalam bentuk spin off yaitu Fantastic Beasts dan Rogue One. Baiklah, tanpa basa-basi lagi, langsung aja mulai review amatirannya. Spoiler alert, obviously.




Saya penggemar series Harry Potter dan waktu pertama kali lihat trailer Fantastic Beasts sampai berkaca-kaca terharu karena musiknya mirip banget sama Hedwig’s Theme. Begitu juga pas di awal film pas logo Warner Bros. Tambah terharu lagi setelah denger kalau bakalan ada sekuel. Rasanya bakalan kayak dulu lagi, waktu nungguin film Harry Potter baru setiap 1-2 tahun sekali. :’) Dan mungkin karena faktor nostalgia ini, jadinya saya mengharap terlalu tinggi. Ehehe.

Cerita dari bukunya sedikit… Rowling sempet nerbitin dua buku yang jadi semacam companion, yaitu Fantastic Beasts and Where to Find Them dan Quidditch Through the Ages (punya saya ilang entah setelah dipinjem siapa). Dua buku ini seru banget karena Rowling pake nama pena, jadi seakan yang nulis tuh karakter di dunia sihir. Apalagi yang Fantastic Beasts soalnya ceritanya itu buku punya Harry dan di dalamnya ada catatan yang ceritanya tulisan Harry, Ron, dan Hermione. Siapa sangka ternyata cerita ini yang dikembangin. Oke, mungkin bisa ditebak sih, soalnya kalau nggak salah Rowling pernah bilang kalau dia suka karakter Newt. Singkatnya, di film ini kita ngikutin petualangan Newt Scamander di New York tahun 1926. Dengan koper penuh makhluk magis, dia jadi harus terlibat beberapa masalah, sampai harus berurusan sama sihir hitam.

Ganteng amat, Pak. 

Aktor-aktor di film ini keren-keren. Tapi selain Newt, yang menarik perhatian banget sih karakter Jacob Kowalski (Dan Fogler) dan Queenie (Alison Sudol). Btw, Kowalski itu juga nama salah satu penguin di Penguins of Madagascar kan ya? Haha. Menurut saya walaupun keliatan sama-sama suka, chemistry antara Newt dan Tina kurang berasa. Kaget juga karena dari awal film udah langsung gembar-gembor soal sepak terjangnya Grindelwald. Dan bagi saya ini masalah utamanya. Cerita seputar Grindelwald dan Dumbledore udah pasti bakalan dapat porsi besar di series Fantastic Beasts, tapi saya nggak ngira kalau bakalan jadi segitunya di sini. Kenapa nggak bener-bener fokus aja dulu ke Newt Scamander dan petualangannya dengan para fantastic beasts ini? Grindelwald dan lain-lain kan bisa nunggu dan cukuplah kalau disebutin dan muncul sekilas aja di film pertama ini. Apalagi plot twist di akhir yang bikin jadi bertanya-tanya soal karakter Percival Graves, salah satu Auror hebat itu. Apa yang terjadi sama karakter ini sebenernya? Apa kisahnya kayak Barty Crouch Jr. dan Mad-Eye Moody di Goblet of Fire? Terus, saya masih nggak yakin, di sini pengikutnya Grindelwald belum banyak atau gimana, sampai dia ‘kerja’ sendiri bikin onar di mana-mana?

Hmmm... 

Secara keseluruhannya filmnya menghibur dan visualnya keren, tapi nggak memuaskan. Terasa banget kayak cuma pembukaan. Yang emang pembukaan, sih ya, tapi menurut saya harusnya bisa lebih dari ini sih. Banyak banget peristiwa yang terjadi, tapi cuma dibahas sekilas, mentang-mentang bakalan ada sekuel. Dan saya masih agak gimanaaa gitu ya kalau denger kata ‘No-maj’. Terus sebel sih liat rambutnya Ezra Miller. Hahaha. Berhubung saya tumbuh besar nonton Harry Potter dan akan tetap ngikutin yang berhubungan dengan Harry Potter, dari hitungan kasar berdasarkan feeling, saya bakal ngasih film ini rating 7.8/10! ✨

Saya suka adegan dengan Thunderbird karena makhluk itu majestic banget omg. Waktu baca American Gods, karakter Shadow malah sampai nebeng naikin salah satunya. Saya suka karena Newt tuh ternyata agak sulit interaksi sama manusia lain, tapi akrab banget sama hewan-hewannya, sampai nangis waktu terpaksa nyerahin Pickett, si Bowtruckle. Terus pas di akhir film, dia pakai syal dengan warna asrama Hufflepuff. Saya sebagai anak Hufflepuff jadi ikutan bangga. Haha. :’)

Ngomongin sekuel, saya cukup bahagia dengan rencana mau dibikin trilogi. Tapi denger-denger malah mau dibikin sampai 5 film. Yah berapapun jadinya, semoga sekuel-sekuelnya bakalan lebih oke dan nggak terlalu diulur-ulur ceritanya. Sekarang pencarian untuk aktor yang bakal memerankan Dumbledore muda dimulai. Terserah deh siapa aja, aktor baru juga nggak masalah, tapi jangan Martin Freeman juga kali ya. Yang ada saya ngakak pas nonton kalau dia jadi Dumbledore.

Sekian review dari saya! Kalau punya pendapat lain, komen atuh biar bisa diskusi… 😁

November 20, 2016

46 / 52

Commuter life Fantastic Beasts Distraction 1. Shelter.
2. Fantastic Beasts!!
3. Another beast distracting me from whatever I was doing.

Hari Kamis lalu ke daerah Rawamangun karena ada keperluan interview. Walaupun lahir di Jakarta, saya kalau ke Jakarta ya ke sekitaran Jakarta Pusat aja sih, jadi kayaknya emang baru pertama kali ke daerah situ. Terbantu banget dengan adanya Transjakarta. Kalau harus naik kendaraan umum lain pasti saya nggak sanggup deh dan ongkosnya pasti jauh lebih mahal. Interview-nya sih lancar tapi pas udah selesai dan turun tangga saya hampir mendarat di lutut sendiri karena entah gimana pas ngelangkah kayak skip satu anak tangga. Mudah-mudahan mereka nggak liat. 👀

Terus Jumatnya nonton Fantastic Beasts duluan deh. Soalnya temen-temen diajakin nonton pas weekend pada nggak bisa. Gimana pendapat saya mengenai film itu (duileh, kayak ada yang nanya aje haha)? Nah, saya selesain nulis review-nya dulu ya, tungguin di postingan berikutnya. *Disapparate*

November 19, 2016

I thought I had you on hold...

Via NME

Hey, hey. It’s been a little while since I had an English post and I need to talk about The xx. I’ve shared some part of this before, but it was in Indonesian language. So here we go...

The first time I listen to them was around 2012, I think. They just released their second album, Coexist, and I found out from one of the bloggers I’m following. She just won’t stop gushing over them and that album so I decided to give it a listen. I remember that I instantly like the song Angels and Fiction, but not more. Around that time I was obsessed with Tegan and Sara (yeah, okay, still) and listening to Coexist was such a different experience that I could not yet comprehend. Haha. I also remember that I once Googled ‘The xx’ only to find out how the female singer look like. I was really curious because I don’t think I’ve listen to a voice like that. I found out her name and that they’re from England. But that was it. So I leave them behind, but still liking those two songs a lot.

Fast-forward to last year. I was on YouTube and this idea just came to my head. I was like, “Oh, I haven’t seen any video by The xx, let’s go watch one of them.” I searched for Fiction and on the top result was their live video from KEXP. I watched it instead of the official music video. And let me tell you, guys… from that moment I fell in love with Oliver Sim and The xx. I started to listen to Coexist again and then started listening to their first album, xx, every single day... Ah, you know, fangirl stuffs. Found out they’re the winner of the Mercury Prize 2010 for that debut album and one of the other nominees are Mumford & Sons, also with their debut, Sigh No More. Damn, two of my favorites.

The exciting part is I’m in the right timing. They were already in the studio last year, when I rediscovered them again, some online articles wrote they will release the new album in 2016, Romy made her Instagram account set for public, confirmed as lineup at Lollapalooza 2017 in South America, then they started teasing… I guess we all see this coming, that they will release something new by the end of this year and/or the beginning of 2017 and that’s exactly what happen. I feel like it’s all happening at once, it’s crazy. They released the single, then performed that single for the first time live on BBC Radio 1, and even played a session of their old songs. And oh! They’re going to perform on SNL today (November 19)! I love their previous album so much, but it took me years to know how much I love it, how much I love their music. And now, I’m finally in the right timing!

The new album will be released on my mom’s birthday (ha!), which is ten days away from mine. :’) And look at that album artwork! Please tell me you also wonder what your favorite band’s next album artwork going to be like. Because I found myself wondering about it at least a few times. Hahaha. Alright, I should stop now. This has been quite an elaborate post about my feelings for them. 😁

Listen to the single right here. I've been listening on repeat, it's beauuuuuutiful!

November 15, 2016

45 / 52

Gas station Pretty good! Doormat. 1. Lights
2. Akhirnya nyobain. Enak juga yah.
3. Lagi jadi keset.

Duh postingan ini harusnya naik di weekend tapi nggak sempet. Ehe. Lagi nyoba freelance jadi copy writer dan ternyata susah juga yaaa... Mungkin karena baru nyoba aja dan butuh banyak latihan dan riset lagi sih. Telling myself that it will soon be easier... :)

Dan seneng banget The xx akhirnya rilis single mereka. Jumat dini hari waktu sini (Kamis malam waktu London), mereka tampil di BBC Radio 1, bawain single baru mereka. Hmm kayaknya ini enaknya diomongin di postingan lain aja nih. 

November 6, 2016

44 / 52

Pretty berry drink Storm is coming. Live streaming Tegan and Sara's concert!


1. What a berry pretty drink.
2. Storm is coming.
3. Tegan and Sara!!

Seneng banget bisa nonton konsernya Tegan and Sara lagi, walaupun nggak langsung hadir di venue yang sama. Ceritanya di malam Halloween mereka konser di House of Blues di Boston. Dan ditayangin secara langsung alias live stream di YouTube-nya Live Nation. Yaudah saya bangun Selasa, 1 November pagi, nonton konsernya mereka pukul 8.15 WIB sampai selesai pukul 10 lebih. Hampir dua jam! Sumpah, puas banget. Saya nggak ngitung mereka bawain berapa lagu, yang pasti semua lagi dari album baru mereka dibawain dan lagu-lagu favorit saya dari album-album sebelumnya juga…

Paling spesial sih waktu mereka bawain lagu-lagu dari album The Con, walaupun dipersingkat tapi tetep ‘nampol’ soalnya mereka akustikan. Lalu tibalah lagu Nineteen. Aslinya sebenernya diiringin gitar dan drumbeat yang menghentak, lalu kemarin tiba-tiba jadi diiringi piano, nggak ada suara gitarnya. Pertamanya saya ngerasa nggak yakin apakah saya suka versi baru ini. Tapi di tengah-tengah lagu nggak berasa air mata meleleh. Ternyata tetep emosional atau justru malah lebih emosional dengan gubahan baru ini. Parah lah. Tapi saya cuma nangis di satu lagu itu aja, sisanya joget-joget dan tentunya nyanyi kenceng. Nggak kayak waktu nonton mereka live, mereka baru masuk panggung aja udah nangis. HAHAHAHA.

Akhirnya selesai baca American Gods! Tapi agak bingung sama ending-nya, jadi mau coba baca-baca forum diskusi yang udah pada baca juga. Dan kalau tadinya saya nggak minat nonton serial TV-nya (yang baru akan tayang 2017), sekarang mulai penasaran nih. Pengen tau aja gimana mereka mengubah novel yang absurd ini ke layar perak. Apalagi ternyata Ian McShane yang jadi Mr. Wednesday. Okay, we’ll see...
Read the Printed Word!