September 28, 2011

Ups and Downs.

IMG_1071

There’s a lot of ups and downs to my mood this week, just like the constantly changing weather, and I can’t say it’s my favorite week. Last weekend I felt so bored like a prisoner trapped in Azkaban or something. I want to get out, hunt photos, and capture the beauty of the things around me but there are always something getting me out of the way. And so after rolling around the floor like a lazy sloth on Sunday morning, I get up and decided to have a chit-chat with my cacti. That’s when I noticed something was wrong. I have two mini cactus and I just adore this one; the one that got wobbly and after I check it turned out that the stem was roten up to its root.

my little cactus

This picture was taken before I knew it and after all, you wouldn’t know it unless you touch it. I was so upset. Why this one? I like its thorn that felt like rough brush on my fingers, it’s just my favorite. Why now? Just when I thought I can entertain myself with it. I tried to remove the sick stem but like I said, its roten to its root so I’m really pessimistic that there is something I can do other than get a new one.

My friends were as bored as I am so it’s nice to meet up with them and talk about a hell lot of things. And turn out there is a little flora and fauna exhibition (!) at a mall nearby. My heart melts on the grey Siberian Husky with light eyes but in the same breaks to see those little animals that supposed to be treated by their mothers are now on those little cages, ready to be sold. So yeah, I finally go out, took pictures of one of the scene I’ve always want to, and then... got warned by a security guard. I’m sorry for being an amateur, Sir, but I’m not that stupid to use flashlight to photograph other people and to the street and caused harm to the drivers. But whatever, I got the pictures I want.

IMG_1513

IMG_1534

I wish they will never take those lights off the trees.

IMG_1557


I got home and found out that my welcome email from Pottermore had finally arrived. And then I decided to go check my favorite blog and was so happy to see a new post on her page. I read further and further and I know this is gonna be bad. I’m so sad that Aura Joon decided to jump ship. I kind of lost my passion on blogging for awhile. She’s the first blogger whose blog I’ve ever bookmarked and visit regularly. I decided to close the blogs I’ve had for years because I don’t know what else to do with it anymore, because everytime I read the old posts I feel like I’m reading a journal of a full of rants teenager. So started this one, hoping that even though it is simple, it’s not gonna be meaningless. And I owe Aura for the inspirations. I want to keep optimistic that she’ll eventually come back with her beautiful words, photos, and points of view. I totally respect her for that. She always amazed me with her ideas and how she holds on to it. And for her I wish nothing but the very best.


I’m still trying to fully understand... I mean, if I leave my blog then it won’t mean so much, but her? She got these whole audience and loyal readers...
In my attempt to understand, I’m reminded of myself. Sometimes when I feel that someone is knowing too much of me or that I’ve exposed too much to them, I’ll lock myself and slowly push them away outside the boundary of my underworld. Almost disappear. It’s the only way I can feel safe again so that when I’m ready I can open myself again for them to go into. She, well... she wants to live life to the fullest without people looking. And I wish her good luck.

I want to give it a try for myself. I want to stop thinking, ‘Oh this is gonna be a great blog post!’ just to impress people instead of just sharing. I’ll just post things for what they are, post the pictures for the pictures could speak better than I can. And hopefully that way I can keep things real to myself.

night light

September 15, 2011

Semester Lima

06042011_001


Akhirnya hari Senin kemarin semester 5 sudah dimulai. Harus bangun pagi lagi, harus berhadapan dengan macetnya Jakarta lagi. Untungnya ada siaran radio yang bikin pagi hari jadi lebih berwarna (plus bikin gue diliatin penumpang lain di bus karena senyum-senyum nggak waras).

Sejujurnya gue sama sekali nggak ada persiapan apapun ini kecuali mungkin persiapan mental. Sewaktu mengisi kartu rencana studi, kami diharuskan menentukan pilihan penjurusan yang baru mulai diterapkan di semester ini. Jadi, kami harus memilih konsentrasi ke ekonomi politik internasional atau pengkajian keamanan. Gue bingung. Mendiskusikannya dengan Mama sebenarnya percuma karena gue tahu pasti dia akan mendorong gue supaya lebih condong ke ekopolin. Akhirnya gue memantapkan diri untuk mengambil konsentrasi pengkajian keamanan. Ketika selesai mengurus KRS, gue bilang ke Mama kalau gue ngambil penjurusan pengkajian keamanan sesuai pilihan gue, bukan ekonomi politik internasional seperti yang dia sarankan. Gue udah menyiapkan argumen siapa tahu dia marah atau nggak setuju. Ternyata enggak. Tapi...

Gue: Ma, Diah ngambil jurusan pengkajian keamanan, bukan ekopolin.
Mama: Oh. Oke. Nggak apa-apa.
Gue: Oke. :D
Mama: Jadi satpam dong nanti? HAHAHAHAHA *ketawa jahat*
Gue: *headbang*

Terbukti bahwa gue terlalu cepat merasa senang.

Yah semoga semester lima berjalan dengan lancar dan tetap kompak dengan teman-teman walaupun berbeda jurusan. Dan semoga 24 Oktober cepat datang.

Untitled-1

September 11, 2011

Idul Fitri: 2011

Idul Fitri 1432 Hijriah


Halo, blogosphere!

Bagaimana mudik kalian? Semoga kembali ke rumah dalam keadaan sehat walafiat, ya. Kadang-kadang gue heran dengan ritual mudik ini. Setiap tahun berjuta-juta orang berbondong-bondong pergi ke kampung halamannya menempuh beratus-ratus kilometer, berdesak-desakkan di kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, dan menempuh berjam-jam perjalanan demi menghabiskan beberapa hari bersama sanak keluarga. Waw (saking wow-nya).

Mudik gue sih nggak jauh-jauh. Paling jauh cuma ke Bogor. Dan terlepas dari penetapan Idul Fitri yang lumayan heboh, gue udah menikmati ketupat sejak hari Senin malam. Jadi, yah, begitu hari Rabu tiba gue udah cukup bosan dengan ketupat. Tapi tidak dengan semur buatan Mama! Pokoknya semur forever. Setelah sholat Ied, keliling dan silaturahim dengan tetangga, dan ziarah ke makam, kami duduk-duduk di depan rumah. Terus tahu-tahu ayam ini dateng, cari tempat adem, dan langsung tidur aja gitu. Jangan-jangan nih ayam kelelahan karena habis takbiran keliling malam sebelumnya..

Sleeping hen
Sebelum ke Bogor, gue kumpul dengan keluarga ibu gue di Jakarta. Senangnya kumpul bareng keluarga! Seperti biasa para bapak-bapak akan ngobrol ‘berat’ (dari politik sampai... nggak tahu sampai mana) di teras, ibu-ibu ngobrol di ruang tamu, anak-anak di ruang TV, dan peliharaan di kandang. Sepupu-sepupu cowok gue selalu deh obrolannya seputar kartun, komik, dan games. Gue? Yah gue sih nemplok aja kesana-kemari... taking pictures...



Ini Momo, sugar glider milik sepupu gue yang nggak bisa diam sama seperti pemiliknya. :p

Kemudian sorenya, kami semua berkumpul untuk foto keluarga. Ternyata untuk mengambil satu foto aja dengan anggota keluarga sebanyak ini ribet banget. Terutama sih karena ada salah satu om gue yang berbakat banget jadi pelawak. Kamera dipasang di tripod dan dipasang timer selama sepuluh detik. Begitu tombol shutter ditekan dan timer mulai menghitung mundur, ada aja lelucon yang dilontarkan, jadinya kami yang tadinya udah siap pasang pose paling kece tertawa dan akhirnya harus pura-pura jaim lagi. Hahahaha seru!

Di lebaran tahun ini gue ketemu dengan anak-anak kerabat yang lucu, salah satunya adalah keponakan gue sendiri (tapi nggak ada di foto). Oooh, gue merasa tua sekarang.

kids

Dan perjalanan ke Bogor kemarin itu cukup membuat emosi jiwa. Capeknya sih nggak seberapa, orang-orangnya itu lho. Kita berangkat dengan kereta api. Dan ini dia yang bikin emosi jiwa. Kami nggak dapet duduk karena kereta udah penuh banget. Nggak masalah sih buat gue. Tapi kami ada di gerbong khusus wanita. Dan dalam rangka lebaran gini gerbong wanita berisi ibu-ibu dengan anak-anak mereka. Oh no. Jangan salah sangka, gue suka bayi dan anak kecil (tapi yang nggak rese). Masalahnya ada aja yang nangis, misalnya kehausan, terus ibunya malah lupa bawa dot anaknya, lupa bawa ini-nya, itu-nya, sampai si anak nangis terus. Gue jadi pusing... Terus waktu sampai di stasiun Bogor, gue berjuang susah payah untuk turun kereta sementara orang-orang di peron udah menyerobot masuk. Parah. Sejak ada kereta commuter line, kereta Pakuan express malah ditiadakan. Gue nggak ngerti kenapa malah begini. Kenapa yang cepat malah ditiadakkan??! Ini zaman global, men! Semuanya harus serba cepat! *lha

Untungnya setelah lumayan emosi, gue menghabiskan waktu menonton Kung Fu Panda 2 dengan sepupu di Bogor. Dan ya ampun itu film kocak parah. Awalnya gue merasa nggak enak untuk tertawa lepas (baca: ngakak), tapi begitu penonton di deretan belakang tertawa terbahak-bahak, akhirnya gue cuek aja. Lucu banget deh. Oh iya, gue seneng banget bisa menebak pengisi suara untuk karakter Lord Shen dengan benar, yaitu tak lain dan tak bukan... Gary Oldman! I love him. Sebelumnya gue nggak sempat baca ulasan tentang film ini, sama sekali nggak tahu kalo Om Gary (sok akrab) ikutan jadi pengisi suara. Begitu melihat namanya di layar ketika filmnya berakhir gue langsung menjambak sepupu gue saking senangnya! Engga ding... enggak lah, gue nggak sebrutal itu. Tapi gue rasa yang melihat reaksi gue waktu itu akan mengira bahwa gue lebay.. -__-
Ah, biarlah, mereka tidak akan mengerti... *dramatis.

Beberapa hari berikutnya, gue nonton lagi bersama sepupu, Mama, dan juga Uwa. Kali ini film Indonesia, Di Bawah Lindungan Ka’bah. Sejujurnya gue emang nggak punya ekspektasi tinggi tentang film ini, tapi cukup penasaran mengenai setting tempat yang akan mereka suguhkan sepanjang film mengingat ceritanya berada di masa lalu--sebelum Indonesia merdeka! Tapi sambil menonton gue dan sepupu gue malah bercanda. Di salah satu adegan dimana si tokoh utama pria ditanya apakah dia mencintai si tokoh utama wanitanya...

Dialog film: Jadi, apakah kau mencintai Zainab?
Sepupu gue: Always.

Gue langsung ngakak. Severus Snape, kali.... Hahahahaha. Terus di perjalanan pulang, kami membahas film itu. Uwa gue yang satu ikut berkomentar dalam bahasa Sunda. Gue nggak terlalu mengerti bahasa Sunda dan suka ketawa sendiri kalau ada yang ngomong Sunda dengan kecepatan kilat. Tapi kali ini gue ketawa karena emang mengerti artinya. Ketika yang lain sudah mengeluarkan pendapatnya, Uwa gue berkomentar, “Jadi... ETA DI FILM MARARAOT KABEH?” (Jadi, itu di film mati semuanya?)
Kalau bisa, mungkin saat itu gue udah ngakak sambil guling-gulingan. FYI, sesuatu yang sederhana bisa menjadi sangat lucu buat gue. Lucu aja. Dari segitu panjangnya film, segitu banyak untuk dikomentarin, dia meringkasnya dalam satu kalimat tersebut. Lugas! Hahahaha Sampai sekarang gue masih ketawa sendiri kalau ingat kalimat itu.

Wah, ternyata postingannya jadi panjang banget gini ya. Sekian dulu deh. Semoga berjumpa lagi dengan Ramadhan dan Idul Fitri tahun depan! :)


baby shoes


Read the Printed Word!