April 25, 2011

Akhir Pekan di Bogor

train-station


Ayah gue lahir dan besar di Bogor. Baru setelah bekerja, beliau pindah ke Jakarta
terus ketemu ibu gue (ciyeeee), menikah, dan akhirnya punya gue deh! :D

Sejujurnya, gue lebih dekat dengan keluarga ibu karena kebanyakan dari mereka tinggal di daerah Jakarta.
Tapi terima kasih kepada teknologi, sekarang social networks bisa gue manfaatkan untuk tetap berhubungan dengan sepupu-sepupu gue. Baik ayah dan ibu gue punya banyak saudara, walhasil gue juga punya buanyak banget sepupu.
Belom lagi kalau sepupu-sepupu gue udah nikah semua nanti; keponakan gue bisa bikin kelurahan sendiri kayaknya... o_O

Jadi, gue nggak terlalu sering berkunjung ke Bogor. Tapi minimal sih setahun sekali, seenggaknya pas Lebaran.
Walaupun begitu, pada suasana-suasana tertentu, gue sering merasa kangen dengan kota hujan itu. Mungkin darah Sunda yang memanggil gue pulang... (bahasa loo, Di.. *toyor*) Tapi kalau udah sampai disana, pasti nggak sabar untuk pulang lagi. Hehe.


16102010_028

Foto tahun lalu.

Biasanya kalau berkunjung ke Bogor, gue akan ditarik kesana-sini oleh Uwa gue. Disuruh mampir ke rumah Uwa yang satu, disuruh nginep ke rumah Uwa yang lain... udah kayak tur keliling. Seru sih.
Dalam silsilah keluarganya, kalau orang Sunda bilang, ayah gue itu pangais bontot. Jadi setelah dia, baru ada adiknya yang merupakan anak bungsu. Kalau menurut tradisi, gue harus manggil sepupu yang merupakan anak dari kakaknya ayah gue dengan sebutan 'Teteh' atau 'Aa', sekalipun umurnya lebih muda dari gue.
Aneh juga dipanggil 'Dede Diah' sama anak kecil (eh tapi sekarang anaknya udah gede).
Sekarang gue dan sepupu gue udah nggak terlalu menghiraukan 'tradisi' ini lagi. Sepupu gue yang lebih muda beberapa tahun dari gue, walaupun dia anak dari kakaknya ayah gue, tetep manggil gue 'Kakak'. Tapi seru juga. Kapan lagi gue dipanggil 'Dede Diah' kalau bukan di Bogor? Hahaha.


porch


Minggu lalu gue baru aja pergi ke sana. Bukan, bukan untuk nonton Justin Bieber.
Kebetulan karena minggu lalu adalah long weekend, gue dan Mama menyempatkan diri pergi kesana.
Dan akhirnya gue merasa terbebas dari rasa rindu dari tempat yang bisa dibilang salah satu home bagi gue itu.
Gue dan Mama pergi naik kereta. Gue suka bepergian naik kereta! Err tapi waktu berangkat kemaren kita nggak kebagian duduk karena kebetulan kita berangkat pas jam orang pulang kerja. Salah perhitungan. Gue udah bingung aja kalau emak gue harus berdiri sepanjang perjalanan. Gue sih nggak masalah. Untungnya ada bapak-bapak yang nawarin kursinya ke emak gue. Dalam hati gue berujar, "Gile, baik banget nih orang. Ternyata masih ada pria yang rela ngasih tempat duduknya ke wanita yang lebih membutuhkan." Emak gue bilang terima kasih, duduk, dan gue lega. Kemudian, bapak-bapak itu mengeluarkan kursi lipat kecil, cari posisi yang enak, dan akhirnya duduk manis di atasnya.

TENOOOOT (-___-)"

Pantesan aja dia rela ngasih tempat duduknya ke orang lain...
Tapi ya sudahlah.

Beberapa foto yang gue ambil di rumah salah satu paman gue, karena kemarin gue nginep rumahnya.
Di rumahnya ada banyak tanaman dalam pot. Ada juga pohon mangga punya tetangganya yang mulai berbuah.
Di pagi hari kedua gue di Bogor, gue menggeliat nggak jelas di teras, menghirup sebanyak-banyaknya udara
bersih yang tersedia. Dan waktu mendongak, mangga-mangga punya tetangga itu bergelantungan tepat di atas
halaman depan rumah paman gue. Sungguh menggoda.


uncle-porch

22042011_012

uncle's-plants

little-plastic-plant

outdoor-brunch
Kayaknya waktu kesana minggu lalu gue makan banyak banget. Termasuk seperti foto yang diatas.
Hhmm.. mungkin seharusnya gue tulis, sarapan di area yang tidak lazim. Well..
Masih kurang puas karena cuma sempet ketemu sama beberapa sepupu aja. Untungnya waktu pulang nemu orang yang jualan Klappertaart sebagai pelipur lara. Hahahaha. Kayaknya Klappertaart adalah gue tradisional favorit gue sepanjang masa urutan ketiga deh. :D

Gue juga suka jelly ini! Hehe.

sweets

pot-faces

April 19, 2011

Enamel

kodaks-enamel

Hari ini gue ikut kunjungan ke Kedutaan Besar Belanda. Topik yang dibicarakan nggak berat sih, lebih ke promosi tentang kebudayaan dan negara Belanda itu sendiri. Tapi sebelum masuk ke auditorium Erasmus Huis, ada pameran enamel di lantai bawah. Dan semuanya langsung spontan ngeluarin pocket camera ataupun ponselnya (gue juga deng) sampai-sampai mau foto enamel Kodak ini aja susah banget! Gara-garanya setiap pengen gue foto, segerombolan cowok-cewek temen kampus gue tau-tau udah ambil posisi dan pose untuk difoto, dan gue harus menghindar supaya nggak ikut gentayangan di dalam fotonya. Gue lebih suka berada di balik layar. *ahem*


enamel

19042011_002

"Enamel, atau juga kadang disebut vitreous enamel advertising, atau porcelain enamel advertising, adalah jenis medium periklanan yang dikenal luas di Eropa sudah sejak akhir abad ke-19. Produksi enamel yang awalnya berkembang di Jerman mulai menarik perhatian para produsen metal di Inggris dan kemudian Amerika Serikat. Mereka melihat peluang bahwa teknik pelapisan permukaan lembar metal dengan lapisan kaca--dikenal dengan nama seni enamel--dapat digunakan untuk melayani kepentingan dunia industri secara umum, yang membutuhkan pembuatan berbagai gambar dan tulisan di atas bahan yang kuat, tahan cuaca, sekaligus bisa tampil dengan tata-warna yang indah. Demikianlah kemudian enamel berkembang dan secara luas, dipergunakan sebagai lembar nama petunjuk nomor rumah, nama jalan, nama toko, dan penyampai pesan-pesan tentang beragam produk. Enamel lantas menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas dan perdagangan di akhir abad 19-awal abad 20."
Begitulah kira-kira sejarah singkat enamel dari text book yang gue dapet. Gambar-gambar yang ditampilkan itu unik-unik, gue yakin ada arti tersendiri dari gambar yang ditampilkan, tapi gue males aja mikirin. Tapi menurut gue, enamel ini harus dilestarikan. Dengan ukuran yang terbatas, ilustrasi dan moto yang ditampilkan harus seunik dan se-catchy mungkin. Lagipula, enamel ini lebih tahan lama daripada poster.


19042011_008

enamel-lightning


Anyway... presentasi yang disampaikan cukup menyenangkan dan informatif. Di presentasi terakhir dimana sebagian besar peserta sudah merasa bosan, tiba-tiba alarm berbunyi. Pintu keluar dibuka dan petugas keamanan yang bertampang serius menyuruh kita keluar dengan cepat, namun harus tetap tertib. Banyak yang kaget dan heran. Sebenarnya itu semua cuma simulasi dari tindakan evakuasi. Untungnya gue sempet baca susunan acara punya temen gue yang kebetulan bertugas sebagai mentor, jadi gue tenang-tenang aja dan tinggal senyum-senyum karena banyak juga yang panik. Yah tapi kalau nggak ada yang panik agak nggak seru juga sih. Hehe.

19042011_017

Tapi ada ibu-ibu nyebelin juga. Waktu kita udah keluar dari auditorium dan akhirnya bergerombol di area terbuka dekat tempat parkir motor dan kafe, dia dengan sok asik berjalan mendekat, bilang kalau kita harus jalan terus ke ujung. Gue lupa apa yang persisnya dia bilang, tapi kira-kira gini, "Itu tulisan yang di papan itu artinya tempat istirahat." Padahal jelas-jelas di tempat papan itu dipajang, ada motor berderet-deret yang terparkir rapi. Thanks, Lady, but we're not that stupid. Salah satu hal yang menyenangkan dari belajar bahasa adalah ya itu tadi; bisa buat ngerjain orang. Jangan dicontoh. Terutama kalau orang yang mau dikerjain udah tahu arti persis dari papan yang ditunjuk. Sekian.


19042011_019

enamel-bottles

April 12, 2011

Hai!

Akhirnya memutuskan untuk membuat satu blog (lagi).
Jangan tanya--gue emang cukup random dan cenderung cepat berubah-ubah.
Oh, emang nggak ada yang nanya juga, ya? Baiklah.

Oke. Jadi, kemungkinan besar blog ini akan berisi...
  • Cerita sehari-hari (baca: cerita membosankan penuh keluh kesah sebagai mahasiswa yang masih tetap merasa bahwa dirinya salah jurusan).
  • Curhat. Mungkin juga enggak.
  • Film, musik, Harry Potter, kabar mengenai bintang favorit gue (tapi bukan Canopus, Capella, atau Vega).
  • Kristen Stewart. Atau mungkin juga enggak.
  • Apa kek, suka-suka gue.
* * *

Sebagai perkenalan, gue akan menjelaskan mengenai Severus.
Severus bukanlah kucing. Bukan juga Sphinx, acromantula, basilisk, ataupun phoenix.
Tentu saja bukan, karena sayangnya gue nggak hidup di dunia Harry Potter.
Severus adalah nama dari..... *JENG JEEEENG*
Laptop gue.
Ya, gue seaneh itu sampe laptop aja dikasih nama. Kenapa Severus? Pertanyaan bagus.
Iya juga. Kenapa Severus, ya? *malah nanya*
Mungkin spontan, karena gue masih merasakan efek yang luar biasa (halah) setelah membaca Deathly Hallows.
Pokoknya gue cinta Severus, baik Severus Snape, ataupun Severus laptop gue.

Jadi, sekian dulu perkenalannya. Nantikan cerita-cerita nggak penting yang akan gue tulis bersama Severus disini.
[Musik penutup]
Bye!

-di & S

Read the Printed Word!