Flona 2012

Been listening to: You Me At Six - This Is The First Thing

Gue mencoba menggunakan foto dengan ukuran yang lebih besar dan postingan ini adalah eksperimen pertama. Jadi... sepertinya lagu yang digunakan cocok haha padahal kebetulan aja lagi suka lagu itu. Ada beberapa foto yang kurang sesuai ukurannya karena kesalahan waktu mengedit. Namanya juga eksperimen.
Tapi postingan ini akan menjadi salah satu favorit gue. Lebih dari 40 foto! Ketika lo terbiasa di rumah dan memfoto hal-hal yang itu-itu aja (sarapan, langit, tanaman di sekitar rumah, blahblahblah) bisa keluar dan memfoto hal lainnya itu sangatlah....... menyenangkan. And hopefully you'll like this post 'cause it's such a bitch to work on. 

Dua minggu yang lalu gue pergi ke Pameran Flora dan Fauna yang diadakan setiap tahunnya di Lapangan Banteng, dekat Monumen Nasional. Tahun lalu waktu pergi kesini gue belum punya kamera, jadi gue foto-foto seadanya dengan kamera handphone. Gue pergi dengan Mama, of course, sama siapa lagi... ._. Berhubung kami start (halah) dari rumah nenek di Tanah Abang dan disana ketemu dulu dengan Om dan Tante gue, rencana awal jadi ngaret dan kami tiba di lokasi pada tengah hari. Untungnya gue udah siap sedia bawa topi. Tapi tetap aja kan panas dan silau banget waktu foto.

Melihat jajaran tanaman dan beragam display taman mini di area pameran gue jadi nggak sabar untuk punya rumah sendiri dan juga kebun sendiri. Hahaha gaya ya, kayak udah punya uang aja... Ada juga vas-vas berwarna-warni yang menarik hati ini, tapi gue lebih suka vas yang bening sih. Vas-vas ini juga dijual dengan bunga-bunga artifisial yang entah kenapa lebih menarik minat Mama. Gue lebih suka bunga asli, walaupun nggak tahu juga mau ditaruh dimana. Gue pernah bilang ke dia, bagaimana rumah kami tampak membosankan dan sama sekali nggak ada sentuhan femininnya; sama sekali nggak ada bunga! Tiba-tiba suatu hari dia bawa bunga mawar. Palsu. Dan cuma dua tangkai. Terus sambil ketawa dia bilang, 'Nah, sekarang ada bunganya kan...?' Iya sih, Ma, tapi nggak usah maksa gitu juga deh... Menurut dia merawat bunga asli lebih merepotkan, jadi kenapa kita nggak beli bunga artifisial aja? Sebaliknya menurut gue bunga artifisial ini yang lebih merepotkan karena hanya akan ditaruh di meja dan ditutupi debu, berhubung rumah kami terhubung langsung ke jalan raya. Setelah sempat memilih-milih akhirnya kami batal membeli. Hahaha. Pertimbangannya sih takut repot bawa vasnya, karena kami masih mau pergi ke tempat lain lagi setelah ini.

Ada banyak bunga anggrek yang bagus-bagus. Foto anggrek yang ungu menjadi salah satu foto favorit gue. Salahkah jika seorang fotografer suka dengan karyanya sendiri? Soalnya waktu foto hanya melihat hasilnya sekilas, berhubung nggak terlalu kelihatan karena silau. Tapi begitu gue liat lagi, kok hasilnya keren ya... hehe. Tapi gue paling suka bunga anggrek yang putih dan bertotol-totol ini.

Selain bunga, ada juga kaktus. Tahun lalu gue sempat beli kaktus yang sekarang sudah tutup usia, maka sudah pasti gue nggak akan lagi diperbolehkan untuk beli lagi... :(

And it was all yellow

Ada bunga matahari tapi nggak terlalu banyak. Tapi gue senang dengan foto bunga matahari yang pertama. Tadinya gue nggak melihat lebah itu bunga itu, kemudian Mama menyuruh gue untuk foto bunga itu sekaligus lebahnya. Thanks, Ma. Ada juga bibit pohon buah dan sayuran.

Kalau punya kebun sendiri, gue akan menanam tanaman seperti ini.

Floranya sudah. Sekarang ke bagian Fauna. Dan sumpah gue nggak tahu kenapa orang di foto di atas berpose kayak gitu. Seinget gue waktu gue jepret foto itu dia nggak lagi lihat ke kamera gue deh...
Ada banyak hewan-hewan yang dijual disini. Sedih dan nggak tega sebenarnya melihat hewan-hewan yang kebanyakan masih kecil ini, dikurung dalam kandang-kandang kecil, dan sudah siap dijual. Rasanya pengen bawa mereka semua pulang, tapi apalah daya. Gue cuma bisa berharap mereka mendapat majikan yang baik hati dan memelihara mereka dengan tulus dan dengan penuh kasih sayang.

Gue pernah dengar kata-kata yang kira-kira begini; hewan liar yang berusaha dijinakkan dengan ditaruh di kandang akan kehilangan 'keliaran' mereka, walaupun insting mereka tetap ada. Misalnya singa yang biasa hidup di alam liar kemudian dipindahkan ke kebun binatang dan terbiasa dikasih makan, dia tentunya nggak akan seliar dulu. Tapi kalau ada kesempatan, misalnya kalo lo iseng masuk ke kandangnya untuk ngelus-ngelus dia, tentunya dia nggak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menggigit tangan lo. Hahaha bener, kan?




Nah, gue melihat banget perbedaan itu kemarin. Memang sih kebanyakan dari mereka bukan hewan liar, melainkan hewan yang sudah banyak dijadikan peliharaan seperti kucing, anjing, kelinci, dan lain-lain. Tapi beda banget perilaku hewan-hewan yang masih kecil dan yang udah lumayan besar yang ada disana. Hewan yang masih kecil masih ceria, nggak bisa diam, cari perhatian ke pengunjung yang datang. Ibaratnya di mata mereka dunia ini masih indah, mereka masih optimis. Sementara hewan yang udah dewasa hanya diam, berbaling tanpa minat di kandang mereka. Mereka seakan tahu nasib mereka nggak akan berubah banyak dan mereka pasrah dengan keadaan itu, jadi mereka diam saja. Oke, menulis bagian ini membuat kalian berpikir seakan gue tahu banget tentang binatang ya... hmmm
Tapi, itu yang gue rasakan ketika melihat dua ekor anjing dari ras favorit gue, Siberian Husky, terkurung tak berdaya di kandang yang nggak terlalu besar untuk mereka. Sumpah, nggak tega banget. Rasanya gue pengen buka kandangnya terus ajak dia jalan-jalan terus kita jadi teman... haha. Seandainya boleh dan seandainya nggak diharamkan di agama gue, gue pengen banget melihara anjing.

The one photo that my breaks my heart every single time :(

Ada reptil juga. Oh iya, kami sempat melewati stand yang menjual ular. Gue sih mau aja masuk dan lihat-lihat tapi Mama tentunya keberatan dengan hal itu. Akhirnya gue foto ular-ular yang ditaruh di dalam tempat-tempat kaca itu dari luar stand ketika tiba-tiba seseorang di dalam stand itu menyapu kolong meja dimana wadah kaca berisi ular itu diletakkan. Lucunya, Mama yang berdiri di samping gue itu mengira kalau sapu yang tiba-tiba muncul itu adalah seekor ular. Akhirnya dia teriak karena kaget. Gue yang lagi foto ikutan teriak karena gue juga kaget dengar dia teriak. Begitu sadar kalau itu bukan ular, dia langsung ketawa malu... hahaha malu-maluin emang, untung nggak banyak orang di dekat situ  -__-

Ada burung-burung hantu yang masih kecil. Masih bayi, gue rasa. Bulu-bulu mereka aneh nggak karuan tapi lucu. Seorang pengunjung bersiul-siul menggoda mereka kemudian salah satu dari burung hantu itu membalas dengan kaok yang parau. Lucu banget. Gue juga sempat megang landak mini, tapi taku-takut megangnya. Males juga kan kalau ketusuk durinya. Dan di salah satu bagian dari arena ini gue melihat kecoa Madagaskar. Kecoa Madagaskar! *pingsan Yang dulu suka nonton Fear Factor pasti tahu spesies ini. Mereka ditaruh di kotak kaca gitu dan begitu lihat gue langsung ber-'Hiiiiiy' ria dan segera menjauh. Mama nanya dengan muka panik, 'Ada apaan?' dan begitu gue kasih tahu dia ikutan menjauh dengan jijik. Untungnya waktu baling lagi ke bagian itu makhluk-makhluk itu udah nggak ada. Hiiiiiiiiiiy



Ini kelinci apa sikat? Hahaha lucu banget warnanya. Dan lagi-lagi kami hampir beli. Tapi kalau dipikir-pikir kasihan juga kalau seandainya kami beli dia. Dia pasti akan sering ditinggal sendiri. Kalau rumahnya ada halaman belakangnya sih nggak apa-apa, dia bisa main-main. Sayangnya sekeliling rumah gue cuma tembok, gue aja sampe bosen dan kadang-kadang gue ajak ngomong aja tuh tembok.

Like a boss.

Keong!!!

Foto-foto lainnya...

Baiklah. Cukup sekian dulu deh. *peras keringat, pijat tangan dan bahu
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1433 Hijriah. Semoga puasa dan ibadah lainnya di bulan ini lancar. Amin.
Sampai bertemu di postingan berikutnya! :)