Tigger pingsan kekurangan oksigen.
Oke, jadi setelah foto banyak orang yang bersepeda ria, kami dengan spontan memutuskan untuk lanjut berjalan ke Monas. Udah lama juga nggak ke Monas dan ternyata suasana Monas di Minggu pagi itu amit-amit ramenya. Ada yang piknik dadakan, ada yang pacaran (padahal masih pagi, men!), ada yang main bola dan badminton, ada yang goyang gayung... serius. Sekelompok ibu-ibu senam pagi dengan semangat, tapi menurut gue mereka lebih seperti sedang joget bareng dengan bergoyang pinggul dan meliuk-liuk nggak keruan. Ampun deh. Sejujurnya gue nggak terlalu suka dengan tempat yang ramai. Bikin pusing. Belum lagi orang-orang yang jalannya lamaaaa banget. Maka setelah muter-muter, jepret sana-sini, kami pun memutuskan untuk pulang. Lagipula capek juga, men, jalan dari Bundaran HI ke Monas. Hahahaha
Gue suka street lights alias lampu jalan. Tapi bukan lampu jalan yang bulat gitu aja, melainkan yang seperti gambar di bawah ini. Kesannya klasik. Kalau gue perhatikan di Jakarta ada cukup banyak lampu-lampu semacam ini, entah masih berfungsi dengan baik atau enggak. Tapi lampu-lampu jalan yang lebih 'modern' di jalanan Jakarta sekarang modelnya malah gitu-gitu aja, jadi terlihat membosankan.
Lanjut. Siangnya gue dan Om gue yang lain (iye, om gue emang banyak) pergi ke GI untuk bereksperimen dengan kamera. Disana ada banyak objek untuk difoto, terutama karena mall ini punya konsep yang seru.
Gue menikmati penampilan band ini sampai akhirnya menyadari suatu kejanggalan. Bukan pada band ataupun penampilan mereka, melainkan lagunya. Mereka menyanyikan California Gurls dan Tik Tok yang di mash up dan benar juga si Kingsley, nadanya sama! Bleh.
Dan kebetulan disana ada pameran reptil. Hari terakhir pula! Tanpa ragu kami melangkah masuk. Nah, yang takut dengan reptil terutama ular, mungkin sebaiknya melewatkan saja beberapa foto berikut ini.
Wow... apakah ini ruang penyimpanan bahan ramuan milik Profesor Snape?
Akhirnya gue berkesempatan untuk megang ular lagi. Dulu juga pernah, sekali waktu ada seekor ular piton tertangkap oleh warga dan dipamerkan di sebuah lapangan dekat rumah gue. Gue dan teman-teman yang penasaran langsung kesana dan terkagum-kagum dengan ular itu. Ketika 'pameran' kala itu selesai, seorang pria membawa ular itu di bahunya dan lewat nggak jauh dari tempat gue berdiri dan akhirnya gue memberanikan diri untuk menjulurkan tangan dan menyentuh tubuh si ular. Waktu itu gue pikir kulit ular itu kasar seperti kulit salak hahaha maklum masih kecil. Ternyata hiii licin!
Di pameran ini gue memegang beberapa ular. Waktu masuk gue megang ular kecil ini. Sepertinya jenis coral. Begitu pindah ke tangan gue, ular ini langsung melilit kencang. Kulitnya nggak selicin ular yang pernah gue sentuh dulu. Rasanya malah seperti mainan karet. Tapi ular kecil ini nggak suka gue sentuh kepalanya. Begitu gue sentuh, dia yang tadinya sibuk melilitkan tubuhnya ke tangan gue langsung berbalik dengan kepala tegak. Mungkin dia lagi sensitif, ya. Gue agak nggak tega melihat kura-kura yang dipamerkan. Pasti rasanya bosan dan bikin stres, harus terjebak di dalam bak yang cuma sedikit lebih besar dari tubuhnya sendiri... :\
Setelah mengitari sekitaran ruang pameran dan sudah menuju pintu keluar, gue melihat seorang pria dengan ular besar (kayaknya piton) di pundaknya. Sepertinya dia memang bertugas di pameran itu. Dari kejauhan gue melihat dia mengoper ular itu ke pengunjung yang ingin berfoto dengan si ular. Gue berjalan mendekat. Sepasang anak kembar memberikan senyuman mereka ke kamera sementara si pawang meletakkan ular itu di pundak mereka dan senyum mereka berubah menjadi senyum grogi. Di belakang orang tua si anak, seorang wanita muda berbicara heboh. Dia ingin berfoto dengan ular itu tapi terlalu takut. Dengan refleks gue bilang kalo gue juga mau berfoto dengan ular itu dan langsung memberikan kamera kepada Om gue. Begitu selesai dengan si anak kembar, si ular kembali melingkar di pundak sang pawang. Gue langsung mendekati pawang bertampang India itu dan menyatakan keinginan gue. Dan voila.
Hey, Nagini. Nice to meet youuuu! :D
Wanita muda tadi kembali heboh. Dia nanya apa ularnya licin dan gue sambil tertawa bilang kalau kulitnya terasa seperti karet. Setelah beberapa jepretan gue minta si pawang mengambil Nagini kembali soalnya dia itu beraaaat. Dan setelah si ular diangkat dari pundak gue, gue baru sadar kalau ternyata lutut gue sedikit gemetar. Bukannya takut, lebih seperti kagum. Waktu gue lihat si ular sudah melingkar lagi di pundak pawangnya, gue baru sepenuhnya sadar kalau ternyata ularnya gede banget yak. Dan ular segede gitu baru aja nemplok di pundak gue... *telat abis nyadarnya
Gue melangkah keluar dari luar ruang pameran dengan senang. Tapi baru aja keluar, ada sekeluarga yang juga memelihara ular dan datang ke pameran untuk bertemu dengan sesama pencinta reptil. Akhirnya si bapak memberikan ularnya untuk gue pegang dan foto. Kata dia, 'Gratis loh, biasanya kan bayar...' hahaha. Senangnya bisa kenalan dengan ular-ular cantik itu. Waktu ke kebun binatang gue pengen foto dengan ular tapi dilarang sama om gue. Tapi yang penting sekarang sudah pernah... :D
***
Matching!
Libur akhir tahun rasanya cepat sekali berlalu, padahal gue belum sempat ketemuan dengan teman-teman dan menghabiskan waktu dengan mereka. Tapi di rumah bukannya menyelesaikan tugas-tugas akhir, gue malah otak-atik nggak jelas... suatu sore gue menyemprot sarang laba-laba yang memang sudah lama ada di teras dengan semprotan tanaman. Dan inilah hasilnya.
Beberapa waktu lalu gue selesai membaca The Girl Who Played With Fire yang merupakan sekuel dari The Girl With The Dragon Tattoo. Seru banget. Pokoknya Lisbeth Salander itu keren abis. Ini adalah novel trilogi Swedia dan sudah diadaptasi ke film juga di negara asalnya, kemudian di-remake di Hollywood dan digarap oleh David Fincher dengan Rooney Mara sebagai Lisbeth Salander dan Daniel Craig sebagai Mikael Blomkvist. Gue nggak sabar untuk nonton film ini.
Libur akhir tahun rasanya cepat sekali berlalu, padahal gue belum sempat ketemuan dengan teman-teman dan menghabiskan waktu dengan mereka. Tapi di rumah bukannya menyelesaikan tugas-tugas akhir, gue malah otak-atik nggak jelas... suatu sore gue menyemprot sarang laba-laba yang memang sudah lama ada di teras dengan semprotan tanaman. Dan inilah hasilnya.
Ternyata setelah disemprot jaring-jaring itu cepat sekali kering dan tidak rusak
sedikitpun. Hebat. Jadi, ibaratnya gue itung-itung membantu membersihkan sarang si laba-laba dong ya? Tenang, tidak ada laba-laba
yang terluka dalam proses pengambilan gambar.
Ini langit cerah tepat di Hari Ibu. Sehari sebelumnya langit bernuansa kelabu.
Tahun 2011 akan segera berakhir dalam hitungan hari. Benar-benar nggak terasa. Sebelum tahun berganti gue berharap bisa mengambil lebih banyak lagi gambar yang kemudian menjadi favorit gue dan bisa masuk ke dalam '2011 in pictures' seandainya gue akan membuat postingan tentang itu nanti.
0 comments:
Post a Comment